Ibn Rusyd: Lentera Dua Peradaban

Description

Terbitan buku terjemahan karya Majid Fakhry berjudul Ibn Rusyd: Lentera Dua Peradaban ini oleh Penerbit Sadra Press sungguh layak disambut baik. Rasionalisme Ibn Rusyd yang menolak pencampuradukan urusan duniawi dengan agama tanpa jatuh ke dalam sekularisme merupakan pemikiran yang dewasa ini kita perlukan di Indonesia. Filsafat Islam Ibn Rusyd yang bersumber pada pemikiran Aristoteles bukan hanya menjadi lentera peradaban Timur Tengah, melainkan juga peradaban Barat.

—Prof. Dr. Justinus Sudarminta, Guru Besar ilmu filsafat di STF Driyarkara, Jakarta

Ibn Rusyd bagai cahaya yang menerangi Barat dan Timur. Kebesaran namanya sebagai filsuf dan ilmuwan Muslim diakui oleh Yahudi dan Kristiani. Rasionalitas dan wahyu dalam sentuhan jeniusnya telah melahirkan berbagai karya yang mencengangkan panggung keilmuan dunia, khususnya Eropa. Maha karya keilmuannya di bidang filsafat dan sains sekaligus lahir dari kecermatan, keahlian, dan pengamatan yang mendalam dan rinci. Pada titik ini, Majid Fakhry menulis dengan jernih dalam kapasitas ensiklopedisnya yang tak diragukan lagi, dengan referensi klasik yang sangat baik, menghadirkan pemikiran Ibn Rusyd hidup kembali dalam menerangi dua peradaban.

—Dr. Robby H. Abror, Dosen Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ibn Rusyd merupakan penerjemah agung karya-karya Filsafat Yunani ke dalam dunia Islam dan mengembangkan tradisi Perpatetik. Hal menarik dari karya ini bahwa Majid Fakhry merekonstruksi ulang secara ringkas sosok dan gagasan pemikiran Ibn Rusyd dengan bahasa yang lebih mudah dipahami dibanding membaca langsung karya  Ibn Rusyd. Ia merekam polemik Ibn Rusyd dengan para Teolog yang anti pada Filsafat sekaligus menjelaskan pemikiran dasar Filsafat Ibn Rusyd baik tentang Fisik, Metafisik, Logika, Ontologi, Epistemologi bahkan Teleologi. Sangat disayangkan jika para peminat Filsafat tidak membaca karya ini.

—Dr. Khalid al-Walid, Ketua STFI Sadra Jakarta

Karya ini ditulis dengan baik, sederhana, jelas, dan dapat diakses, dan cocok untuk siswa maupun orang awam. Seperti dalam tulisan-tulisan lainnya, Fakhry ternilai unggul dalam meringkas ide-ide dan argumen-argumen filosofisnya. Dia menetapkan argumen-argumen filosofis tersebut dalam konteks filosofisnya yang tepat, dan memperkayanya dengan perdebatan dan diskusi kontemporer.

—James T. Robinson, The University of Chicago

Meskipun signifikansi dan relevansi pemikiran Abu al-Walid Ibn Rusyd (1126-1198), atau “Averroes”, bagi pemikir-pemikir Islam kontemporer semakin meningkat, belum ada pengantar umum yang dapat diandalkan bagi karya dan pemikirannya dalam bahasa Inggris untuk pembaca non-spesialis. Sejarawan filsafat Islam, Majid Fakhry, sekarang berusaha memperbaiki cacat ini dengan gambaran ringkas dan teliti, tetapi cukup mudah dibaca tentang kehidupan dan karya master Andalusia ini.

—Eric Ormsby, Institute of Islamic Studies, McGill University

Representasi ringkas namun kuat dari pemikiran Ibn Rusyd dan filsafat Islam secara umum.

—Journal of Islamic Philosophy